Dear Dokter, Istri saya sedang hamil 4 bulan dan meminta dokter untuk melakukan check up kehamilan. Mohon informasi pemeriksaan apa yang harus dijalani di laboratarium untuk ibu hamil tersebut? Terimakasih. Marshall R.
Jawaban
Check up kehamilan atau prenatal check up bermamfaat untuk mengetahui ada atau tidak adanya resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil dan berakibat buruk pada pada janin, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ibu hamil, memastikan rencana perawatan yang diperlukan selama kehamilan dan saat persalinan. Prenatal check up sebaiknya mulai dilakukan pada awal kehamilan, yakni trimester 1 (0-12 minggu).
- Hemaotologin rutin: mendeteksi anemia yang dapat mempengaruhi kondisi fisik ibu hamil dan perkembangan janin yang dikandungnya. Di samping ini untuk mengetahui kelainan sistemik (gangguan hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi bentuk dan fungsi sel darah; penyakit infeksi dan penyakit pendarahan yang menunjukan kelainan Faal hemostasis.
- HBsAg: mengetahui ada atau tidaknya infeksi hepatitis B yang dapat ditularkan langsung dari ibu kepada janin atau melalui kontak fisik / luka saat melahirkan.
- Golongan darah A,B,O dan Rh: persiapan untuk kepentingan tranfusi darah (bila suatu saat dibutuhkan) dan untuk mengetahui kecocokan rhesus. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif hamil dari suami yang menpunyai rhesus positif dan mengandung anak dengan rhesus positif (terdapat 50% kemungkinan ini), maka secara alami ibu akan menghasilkan antibodi yang menyerang darah janinnya dan menyebabkan sel darah merah janin rusak hingga mengakibatkan janin mengalami anemia, kerusakan otak dan jantung, serta akibat fatal lainnya
- Glukosa puasa dan 2 jam: mendeteksi diabetes gestasional yang dapat mengakibatkan keguguran, kerusakan otak dan PP : jantung janin, atau berat badan janin berlebih. Bagi ibu hamil, diabetes gestasional dapat menyebabkan kesulitan saat melahirkan (karena bayi berukuran besar) dan meningkatkan resiko preeclampsia.
- VDRL/RPR : mendeteksi infeksi sifilis yang pada yang pada ibu hamil tidak di obati dapat menyebabkan sifilis kongenital (bawaan) dengan tingkat penularan ibu ke janin berkisar 10 - 100% tergantung tingkat infeksi yang dialami ibu.
- Anti-Toxoplasma IgG & Ig M, Anti-Rubella IgG & IgM, Anti- CMV IgM dan Anti - HSV2 IgG & IgM: menditeksi infeksi toxoplasma, rubella, cytomagelovirus dan herpes yang dapat ditularkan dari ibu kepada janinnya dan mengakibatkan keguguran, bayi lahir premature, atau cacat / kelainan pada janin yang dikandung.