Gastroenteritis bisa menyebar melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus. Infeksi ini mudah sekali menyebar di fasilitas umum yang tertutup, seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak, atau ruang perawatan umum.
Makanan matang yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu kamar juga bisa menjadi penyebab kemunculan bakteri gastroenteritis. Infeksi ini sering ditandai dengan rasa mual, muntah, dan diare. Kondisi ini sering disebut sebagai keracunan makanan. Gastroenteritis jarang menyebabkan komplikasi. Namun, kondisi ini bisa saja berakibat fatal atau bahkan mematikan jika terjadi pada bayi, orang tua, dan orang-orang yang bermasalah dengan sistem kekebalan tubuhnya.
Penyebab Gastroenteritis
Ada berbagai macam virus yang bisa menyebabkan gastroenteritis. Dua jenis virus yang menjadi penyebab paling umum adalah:
Rotavirus. Virus yang menular melalui mulut ini cenderung menginfeksi bayi dan anak-anak, karena mereka sering memasukkan jari atau benda-benda yang sudah terkontaminasi ke dalam mulut. Orang dewasa yang terinfeksi virus ini mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun, namun mereka tetap bisa menularkannya pada anak kecil maupun bayi.
Norovirus. Virus ini sangat mudah menular dan bisa menginfeksi siapa pun, baik orang dewasa maupun anak-anak. Kebanyakan kasus keracunan makanan yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh norovirus. Penyebaran virus ini biasanya terjadi di beberapa tempat, seperti ruang kelas sekolah, ruang kampus, asrama, tempat perawatan anak, dan ruang perawatan umum. Makanan dan air yang terkontaminasi menjadi media utama penyebaran virus. Selain itu, virus juga bisa menyebar lewat kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
Gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh bakteri E. coli dan salmonella.
Berikut ini beberapa kelompok individu yang berisiko tinggi mengalami gastroenteritis, di antaranya:
- Anak kecil. Anak-anak lebih sering terserang infeksi virus karena belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.
- Anak sekolah dan yang tinggal di asrama. Infeksi ini bisa menular dengan mudah di tempat-tempat yang terdapat banyak orang berkumpul dengan jarak dekat.
- Orang lanjut usia. Sistem kekebalan pada orang tua akan menurun. Infeksi ini bisa dengan mudah menular ke orang lanjut usia jika mereka tinggal berdekatan dengan orang yang berpotensi menyebarkan kuman.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti HIV dan menjalani kemoterapi, lebih berisiko tertular infeksi karena kekebalan tubuh mereka diserang oleh kondisi yang mereka derita. Pencegahan Gastroenteritis Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi usus:
- Mencuci tangan. Cucilah seluruh tangan (termasuk sela-sela kuku) hingga bersih. Gunakan sabun, lalu gosok-gosok tangan Anda sekitar 20 detik, dan bilas dengan menggunakan air bersih. Jika tidak ada sabun dan air, gunakanlah tisu pembersih atau cairan pembersih tangan tanpa bilas (hand sanitizer).
- Selalu memakai peralatan pribadi. Disarankan untuk memakai peralatan makan dan minum sendiri, seperti gelas, piring, sendok, dan garpu. Hindari memakai alat makan secara bergantian dengan orang lain. Pastikan setiap anggota keluarga memiliki handuk sendiri-sendiri.
- Menjaga jarak. Jika Anda terpaksa melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi gastroenteritis, usahakan untuk menjaga jarak dengannya. Jangan menyentuh barangbarang yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.
- Membersihkan barang-barang. Bersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang disentuh oleh orang yang sudah terinfeksi. Bendabenda seperti permukaan meja, keran, gagang pintu, sendok, garpu, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh pasien gastroenteritis yang tinggal serumah dengan Anda bisa menjadi media penularan virus.
- Vaksin rotavirus. Vaksin ini diberikan untuk mencegah diare karena rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus yang tersebar di Indonesia, yaitu rotateq dan rotarix. Rotateq diberikan sebanyak tiga dosis saat bayi berusia 6-14 minggu, 4-8 minggu kemudian, dan usia 8 bulan. Sedangkan rotarix diberikan dua dosis pada usia 10 minggu dan 14 minggu (6 bulan).